Salah Siapa?

Salah Siapa?

Simak percakapan berikut ini:

Coach: Apa yg terjadi dengan bisnis properti Anda?
Klien: Parner kerja saya bermasalah coach, tim juga selalu mengganggu saya. Bisnis properti saya stuck coach tidak ada pergerakan signifikan coach. Tidak ada komunikasi yg efektif antara saya dengan rekan, pemilik lahan ingin segera dilunasi pembayaran lahannya, marketing juga belum ada penjualan, tim juga berada di posisi yg kurang mendukung.

Coach: Sudah berapa lama ini terjadi?
Klien: Sudah berjalan 1 tahun lebih coach, bahkan saya tidak berani datang ke kantor coach, saya kehilangan semangat.

Coach: Siapa saja yg terlibat dalam permasalahan ini?
Klien: Yang pasti, saya dan partner saya coach. Tapi juga hubungan saya dengan tim yg lainnya kurang selaras.

Coach: Apa peranan Anda, sehingga masalah ini terjadi?
Klien: Memang saya kurang intens dalam mengkoordinis tim dan saya juga tidak “hadir” dalam tim.. coach.

Coach: Apa efek buruk yg terjadi jika hal ini terus terjadi?
Klien: Ya buruk banget coach. Lahan bisa diambil alih pemilik, saya dan partner merugi karena sudah mengeluarkan cukup banyak uang, tim juga bisa bubar.

Coach: Apa perilaku yang Anda tahu bisa membuat perusahaan merugi, namun masih terus Anda lakukan?
Klien: Iya saya masih belum terlibat penuh di proyek coach, saya kehilangan semangat.

Coach: Apa Anda sudah mencoba mengatasi masalah Anda?
Klien: Saya tahu masalahnya, namun belum tahu solusinya. Salah satu cara ya dengan berbicara dengan Anda… coach

Coach: Jika Anda memiliki kekuatan tanpa batas, apa yg akan Anda lakukan untuk mengatasi persoalan bisnis Anda?
Klien: Saya ingin memiliki bisnis properti dengan sistem, jika memungkinkan. Saya tidak perlu sibuk mengurus urusan operasional, saya ingin memiliki tim yg bisa full support bisnis developer properti saya. Saya juga ingin punya sistem marketing yg terus menerus mendatangkan customer ke bisnis saya coach.

Dari percakapan di atas, awalnya pemilik bisnis developer properti merasa bahwa kesalahan ada di luar dirinya. Menurutnya, partnernya dan karyawannya yg bermasalah. Namun setelah akhir percakapan bisa dilihat ternyata ada peran dirinya yg cukup besar dalam menyebabkan masalah di bisnisnya.

Menjadi pebisnis developer properti merupakan tantangan yg cukup besar. Tidak sekedar hanya bisa mencari dan mengakuisisi lahan, bisa menghitung laba dan lain-lainnya.

Namun diperlukan mental dan kemauan untuk terus belajar dari pribadi pebisnis developer properti. Anda wajib membangun kemampuan leadership dan berani bertanggungjawab atas apa yg terjadi di bisnis Anda. Simak tips selanjutnya ya….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *